Halaman

selamat datang teman-teman

makasih atas kunjungannya .....

Minggu, 13 Maret 2011

anemia pada idu hamil

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Masa kehamilan adalah salah satu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandugnya membutuhkan gizi yang cukup banyak (Depkes RI, 2004 dalam Nelly, 2008).
Kekurangan gizi pada pertumbuhan janin akan mengakibatkan beberapa keadaan seperti Kekurangan Energi Protein (KEP), anemia gizi, defisiensi yodium, defisiensi vitamin A, dan defisiensi Kalsium. Penelitian Chi, dkk 7 menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu.
Tingginya angka anemia pada ibu hamil mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka bayi dengan bayi berat lahir rendah di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000bayi setiap tahunnya. Oleh karena itu penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial ubtuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang telah dilaksanakan pemerintah sejak pembangunan jangka panjang I (Sohimah, 2006 dalam Nelly, 2008).
Di daerah Kabupaten Labuhan Batu, Pada tahun 2007 dari 18.927 kelahiran hidup ditemukan sebanyak 3477 orang (18,37%) bayi yang BBLR dan jumlah ibu hamil yang anemia sebanyak 9120 orang (47,71%) dari 19.112 orang ibu hamil (Dinkes Lab. Batu, 2006-2007 : dalam Nelly, 2008).
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud anemia khusunya pada ibu hamil dan faktor risikonya ?
Bagaimana klasifikasidan gejala seorang ibu hamil yang mengalami anemia ?
Bagaimana bahaya anemia pada ibu hamil ?
Bagaimana prevalensi kajadian anemia pada ibu hamil Indonesia ?
Apa yg dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia pada ibu hamil?

BAB II
PEMBAHASAN
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) kurang dari normal.
Menurut WHO, anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin(Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0%. Sedangkan menurut Saifuddin, anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kedar hemoglobin(Hb) di bawah 11,0 g% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g% pada trimester II(Depkes RI, 2003b,: dalam Nelly,2008)
Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh (Notoatmodjo, 2007). Sedangkan menurut Bakta (2007), anemia defisiensi besi timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh (depleted iron store) sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang. Anemia juga bisa terjadi akibat kekurangan asam folat (sejenis vitamin b yang diperlukan untuk pembuatan sel darah merah). Menurut Mochtar (1998) penyebab umumnya adalah: Kurang gizi (malnutrisi), Malabsorpsi Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain, Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain. Diet miskin di besi dan vitamin A, Tidak ada suplemen zat besi, Pertumbuhan spurts, Menarke, Remaja kehamilan(USAID, 2006)
Klasifikasi anemia Pada Ibu Hamil (mochtar, 1998) :
Anemia defisiensi besi , yaitu anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Anemia defisiensi zat besi dapat diidentifikasikan sebagai kekurangan zat besi dengan menggunakan indikator laboratorium yang lebih spesifik yaitu pengukuran status besi dari konsentrasi hemoglobin (WHO, 2007: dalam Laila, 2010).
Amenia megaloblastik, yaitu anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat.
Anemia hipoplastik, yaitu anemia yang disebabkan oleh hipofungi sumsum tulang membentuk sel darah merah baru.
Anemia hemolitik, yaitu anemia yang disebabkan oleh penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.
Gejala utama anemia adanya kelainan gambaran darah, kelelahan kelemahan, muka terlihat pucat serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Penderita terlihat badannya lemas, kurang bergairah, dan cepat merasa lelah serta sering menunjukkan sesak nafas(Santoso,1999: dalam Idah Fitri,2010). Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda(Sohimah,2006:dalam:Nelly,2008)
Diagnosis anemia pada kehamilan.
Untuk menegakkan diagnosis pada ibu hamil dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat dari hamil muda. Pemeriksaan Hb dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan sahli dapat digolongkan sbb(Manuaba,1998:dalam Nelly,2008)
Hb≥11,0g% disebut ≠anemia
Hb 9,0g%-10,9g% disebut anemia ringan
Hb7,0g%-8,9g% disebut anemia sedang
Hb ≤7,0g% disebut anemia berat.
Sedangkan Depkes RI tahun2005, bahwa anemia berdasarkan hasil pemeriksaan digolongkan menjadi :
Hb ≥11,0g% disebut ≠ anemia
Hb 9,0g%-10,9g% diebut anemia sedang
Hb ≤8,0g% disebut anemia berat.
Bahaya anemia pada ibu hamil
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Soeprono menyebutkan bahwa dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infek¬si dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian peri¬natal, dan lain-lain). Kekurangan asam folat pada ibu hamil, berdasarkan penelitian, bisa menyebabkan terjadinya kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Bayi mengalami cacat pada otak dan sumsum tulang belakang.
Prevalensi anemia pada ibu hamil
Penelitian di Imdia menyebutkan bahwa diantara 310 subjek terdaftar, di antaranya 232 (74,8%) yang ditemukan anemia. Mayoritas (50,9%) menunjukkan anemia sedang, sementara ringan dan anemia berat dicatat masing-masing 70 (30,17%) dan 44 (18,9%).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 15-30 Desember 2007 dengan cara observasi di Desa Dekso didapatkan hasil bahwa kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kalibawang Wates Kulonprogo sebanyak 22,49%. Kejadian tersebut juga didukung dari hasil wawancara pada 15 ibu hamil yang datang ke Puskesmas Kalibawang didapatkan hasil bahwa 14 dari ibu hamil tersebut terkena anemia akibat kekurangan gizi.
Insiden anemia defisiensi besi di Indonesia 40,5% pada balita, 47,2% pada anak usia sekolah, 57,1% pada remaja putri, dan 50,9% pada ibu hamil (Gunadi et al, 2009).
Dan dengan merujuk pada Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan tahun 2007, prevalensi anemia di Indonesia sangat tinggi. Tercatat sekitar 13.8 persen laki-laki dewasa, 9.7 persen anak-anak, 19.7 persen ibu-ibu hamil dan yang sudah melahirkan menderita anemia.
Pencegahan dan Penanggulangan anemia ibu hamil
Meningkatkan konsumsi zat besi pada makanan
Suplemen zat besi yang berfungsai dapat memperbaiki Hb dalam waktu singkat
Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas pangan
meningkatkan penyuluhan secara terus menerus mengenai manfaat tablet besi kepada ibu hamil.
Melakukan pelatihan berjenjang untuk petugas kesehatan terutama pengelola program kesehatan ibu dan anak.
memberikan tablet Fe (Fe sulfat 320 mg dan asam folat 0,5 mg) untuk semua ibu hamil sebanyak satu kali satu tablet selama 90 hari
Dengan mendidik mereka dan memotivasi mengubah perilaku mereka diharapkan bahwa
perempuan juga akan lebih cenderung untuk makan makanan kaya zat besi dan makanan yang vitamin A
sumber, metode praktek di rumah berbasis fortifikasi makanan dan memonitor pendarahan bulanan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut WHO, anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin(Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0%. Sedangkan menurut Saifuddin, anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kedar hemoglobin(Hb) di bawah 11,0 g% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g% pada trimester II(Depkes RI, 2003b,: dalam Nelly,2008).
penyebab umumnya adalah: Kurang gizi (malnutrisi), Malabsorpsi Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain, Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain. Diet miskin di besi dan vitamin A, Tidak ada suplemen zat besi, Pertumbuhan spurts, Menarke, Remaja kehamilan(USAID, 2006)
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda. Dapat dicegah dengan pemberian tablet Fe (Fe sulfat 320 mg dan asam folat 0,5 mg) untuk semua ibu hamil sebanyak satu kali satu tablet selama 90 hari.

Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan lebih giat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, agar mereka secara memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi secara dini kesehatan ibu dan janinnya.












DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, Nelly Agustini. 2008. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kebupeten Labuhan Batu. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14666/1/09E01606.pdf Diakses 04 desember 2010
Widianto, Rubbi. 2008. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil. http://www.swaberita.com/2008/08/13/gaya-hidup/kesehatan/gejala-anemia-pada-ibu-hamil.html. diakses 04 desember 2010.
Amiruddin, Ridwan, dkk. 2004. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2004. http://stetoskopmerah.blogspot.com/2009/04/studi-kasus-kontrol-faktor-biomedis.html. Diakses 04 desember 2010.
Laila Musfiroh. 2010. Hubungan Antara Asupan Fe Dengan Kadar Hemoglobin (Hb)Pada Anak Usia 2 - 5 Tahun Dengan Berat Badan Bawah Garis Kuning Menurut Kms Di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta. http://etd.eprints.ums.ac.id/9064/1/J500060001.pdf Diakses 04 Desember 2010.
Khoiri, Idah Fitri. 2010. Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14296/1/10E00269.pdf Diakses 04 desember 2010.
Amiruddin, ridwan. 2007. Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Ibu Hamil Di Indonesia (Evidence Based). http://ridwanamiruddin,wordpress.com/2007/10/08/evibence-base-epidemiologi-anemia-deficiensi-zat-besi-pada-ibu-hamil-di-indonesia Diakses 04 desember 2010
Wibowo, adik. 2010. Faktor Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Menggunakan Pil Besi Di Cianjur. http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=77104 diakses 04 desember 2010.
Sara, krosch. 2007 . Iron Deficiency Anemia Prevention Targeting Young Women. http://sarakrosch.tripod.com/sitebuildercontent/sitebuilderfiles/anemia_brochure.pdf diakses 05 desember 2010.
Ahmad, Nadeem. 2010. The Prevalence Of Anaemia And Associated Factors In Pregnant Women In A Rural Indian Community. Australasian Medical Journal AMJ, 2010, 3, 5, 276-280. Diakses 04 desember 2010.
2008. Pengetahuan Anemia Pada Ibu Hamil http://sahabatpintarq.blogspot.com/2008/05/pengetahuan-anemia-pada-ibu-hamil.html Diakses 05 desember 2010
2010. ADB Gandeng Jepang Jalankan Proyek Hibah Tanggulangi Anemia. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/kesehatan/10/12/03/150406-adb-gandeng-jepang-jalankan-proyek-hibah-tanggulangi-anemia Diakses 05 desember 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar