Halaman

selamat datang teman-teman

makasih atas kunjungannya .....

Jumat, 30 September 2011


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yang optimal sebagai modal yang azasi untuk dapat menjalankan aktivitas yang produktif. Pekerja baik di sektor swasta maupun pemerintah, perusahaan formal maupun informal, selain proporsinya lebih dari 70 % dari seluruh populasi, pada hakekatnya merupakan jantungnya organisasi dan motornya produktivitas.
Di tempat kerja kemungkinan terdapat tiga sumber utama bahaya potensial kesehatan kerja yaitu ; 1) lingkungan kerja, 2) pekerjaan, serta 3) manajemen yang belum terlatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Apabila kondisi bahaya potensial dari ketiga sumber utama tersebut dapat diminimalkan, apalagi dieliminasikan; maka pekerja dapat lebih leluasa mewujudkan tanggung jawabnya masing-masing untuk melakukan perawatan diri menuju tingkat kesehatan dan pemeliharaan kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sebagai sumber daya terpenting dalam organisasi, wajar apabila pekerja dijamin aksesnya untuk berpartisipasi dalam program kesehatan kerja yang memfasilitasikan pencapaian derajat kesehatan dan kapasitas kerja yang setinggi-tingginya, sambil juga melindungi pekerja dari kemungkinan pengaruh yang merugikan kesehatan karena pemajanan oleh bahaya potensial terhadap kesehatan di tempat kerja.
Fokus program promosi kesehatan kerja di tempat kerja, bermanfaat selain untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran atau kapasitas kerja, juga dapat mencegah penyakit degeneratif kronik seperti misalnya penyakit jantung koroner, stroke, kanker, penyakit paru obstruksi kronik dan lain-lain. Bahkan penyakit degeneratif kronik itu,kini telah menjadi penyebab kematian nomor satu pekerja usia prima melebihi kematian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja maupun penyakit menular (WHO, 1996).
Oleh karena itu pelayanan kesehatan kerja tidak cukup hanya melindungi kesehatan pekerja dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh pemajanan dengan hazard kesehatan yang berasal dari lingkungan kerja dan pekerjaan. Akan tetapi kesehatan kerja masa kini harus memprioritaskan program promosi kesehatan pekerja di tempat kerja yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kerja yang melaksanakan upaya perbaikan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial pekerja serta dalam rangka pencegahan penyakit yang jelas tinggi prevalensinya diantara pekerja, selain mendukung sumber daya manusia dalam mencapai kinerja, jenjang karir dan produktivitas organisasi atau tempat kerja yang setinggi-tingginya dengan mendorong pekerja untuk berperilaku sehat.
B.   Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja?
2.      Apa tujuan pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja?
3.      Apa manfaat pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja?
4.      Apa langkah-langkah strategi dalam pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja?

C.   Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan di tempat kerja
2.      Untuk mengetahui tujuan promosi kesehatan di tempat kerja.
3.      Untuk mengetahui manfaat pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja.
4.      Untuk mengetahui langkah-langkah strategi dalam pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja.






BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pemasaran Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Pertukaran, transaksi dan hubungan
 
Pasar
 
Pemasar dan calon pembeli
 
Nilai biaya dan kepuasan
 
Produk
 
Kebutuhan, keinginan, dan permintaan
 
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini sesuai dengan konsep inti pemasaran yaitu : kebutuhan, produk, nilai, biaya, kepuasan, pertukaran/transaksi, dan hubungan pasar dan pemasar serta calon pembeli. Konsep tersebut diilustrasikan dengan gambar berikut :
















 

Sedangkan promosi berarti mengkomunikasikan keunggulan dan membujuk konsuman atau kelompok sasaran untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Promosi kesehatan adalah ilmu pengetahuan dan seni membantu orang untuk merubah gaya hidup menuju kesehatan optimal. Kesehatan optimal adalah keseimbangan ksehatan  fisik, emosi, social, spiritual dan intelektual. Promosi kesehatan idealnya berbentuk social bukan komersial yang dapat diartikan sebagai perencanaan, dan pengendalian program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau praktik tertentu yang bertujuan untuk mendorong kelompok sasaran berperilaku sehat. Namun pada dasarnya pemasaran social tidak berbeda dengan pemasaran komersial. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, promosi kesehatan di tempat kerja adalahberbagai kebijakan dan aktivitas di tempat kerja yang dirancang untuk membantu pekerja (employee) dan perusahaan (employer) disemua level untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan mereka dengan melibatkan partisipasi pekerja, manajemen dan stakeholder lainnya . Sayang sekali, dalam beberapa hal promosi kesehatan di tempat kerja dikembangkan sebagai kegiatan yang terpisah dari pelayanan kesehatan kerja. Hal ini selain membuang sumber daya, juga tidak efektif dalam kemajuan program promosi kesehatan di tempat kerja.
Sehat berarti tidak hanya ketiadaan suatu penyakit tapi optimalnya kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial. Promosi kesehatan kerja didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup manajemen dan pencegahan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan serta peningkatan kesehatan pekerja secara optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja adalah suatu bentuk disiplin untuk mengembangkan kegiatan komunikasi kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat pekerja dalam menjalankan program kegiatan yang direncanakan dan ditujukan pada peningkatan kesehatan para pekerja beserta anggota keluarga yang ditanggungnya dalam konteks tempat kerja.
B.   Bauran Pemasaran
Orientasi dalam pemasaran adalah konsumen.Disini konsumen menjadi titik tolak suatu proses yang mempunyai 4 unsur yaitu produk, harga, tempat dan promosi.Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, ke-4 unsur tersebut harus dikembangkan dan dikelola secara terpadu sebagai suatu kesatuan, yang disebut bauran pemasaran atau marketing mix.
1.      Konsumen; atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tetapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati dan berhasil.
2.      Produk ; tidak selalu berbentuk benda nyata yang dapat dilihat dan diraba seperti kapsul vitamin A akan tetapi produk dapat pula berupa pelayanan kesehatan seperti imunisasi, berhenti merokok, kesegaran jasmani, jantung sehat dan lainnya.
3.      Harga ; dasar pemasaran adalah tukar menukar, dalam arti konsumen perlu mengeluarkan biaya untuk memperoleh produk yang diinginkan.Dalam hal ini harga tidak hanya mencakup uang tetapi bisa juga seperti waktu yang di korbankan,gerkan fisik yamg diperlukan ,gaya hidup yang barangkali harus berubah, dan batin atau ketentraman.
4.      Tempat ; lokasi dimana produk dapat diperoleh.Tempat atau jalur distribusi perlu diperhitungkan dengan baik.Semakin luas jaringan distribusinya, semakin mudah konsumen untuk memperoleh produk tersebut.
5.      Promosi ; mengkomunikasikan keunggulan dan membujuk konsumen atau kelompok sasaran untuk menggunakan produk yang ditawarkan.
C.   Tujuan Pemasaran Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Tujuan pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja adalah untuk adalah mendapat kata yang tepat untuk dipakai untuk meyakinkan para tenaga kerja agar berbuat seperti yang dianjurkan, tokoh yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi, dan bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya dalam mempengaruhi dan mendorong sikap masing-masing pekerja mengenai kesehatannya secara individu, sehingga dari hari ke hari mereka akan menentukan keputusan atas pilihannya secara personal, menuju gaya hidup yang sehat dan lebih positif.
Tujuan khusus secara jelas harus dinyatakan dan disampaikan pada semua pekerja yang berpartisipasi dalam program. Yang termasuk tujuan khusus adalah sebagai berikut :
§  Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara gaya hidup yang sehat dan positif.
§  Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal.
§  Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok.
§  Mempengaruhi pekerja untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan penyalahgunaan obat dan alkohol.
§  Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya.
§  Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR.
§  Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta meminimalisasi akibatnya.
§  Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis.

D.   Manfaat Pemasaran Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
1.      Bagi pihak manajemen tempat kerja
·         Meningkatnya dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat kerja
·         Membantu manajemen dalam meningkatkan derajat kesehatan para tenaga kerja pada khususnya melalui program promosi kesehatan.
·         Citra positif (tempat kerja yang maju & peduli kesehatan)
2.      Bagi pekerja
·         Kebutuhan pelayanan kesehatan terpenuhi
·         Dapa memperoleh informasi kesehatan dengan efektif dan efisien
·         Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah penyakit
·         Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sekitar.

E.   Langkah-Langkah Strategi Dalam pemasaran Promosi Kesehatan serta Pengembangan Pemasaran Promosi Kesehatan  Di Tempat Kerja
1.      Langkah-langkah strategi pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja dilaksanakan melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pekerja (PPMP ~ Primary Health Care Approach). Untuk mencapai sasaran masyarakat pekerja diperlukan pendekatan sistemik yang mampu mengajak partisipasi dari masyarakat pekerja.
Tahapan langkah-langkah dari pendekatan pemberdayaan masyarakat pekerja sebagai berikut :
a.       Melakukan advokasi & sosialisasi
Advokasi secara umum ialah suatu bentuk komunikasi antara pekerja dengan pihak manajemen tempat kerja, dengan tujuan agar hak-hak pekerja atas promosi kesehatan dapat diperoleh atau terpenuhi.
Sosialisasi adalah kegiatan mendiseminasikan pesan ke semua arah (horizontal), yang dalam konteks tempat kerja adalah pada semua pekerja di semua tingkatan, agar semua pekerja mengetahui, memahami dan mengamalkan pesan yang diprogramkan oleh manajemen tempat kerja. Jadi lebih jauh lagi agar semua pekerja berpartisipasi sesuai dengan apa yang diharapkan melalui pesan tersebut.
b.      Telaah mawas diri (worker?s community diagnosis)
Telaah mawas digambarkan bahwa masyarakat pekerja diajak untuk mengenali keadaan kesehatan kerja mereka sendiri, disamping mendeteksi potensi yang ada di sekeliling mereka.
c.       Musyawarah masyarakat pekerja (worker?s community prescription)
Musyawarah masyarakat pekerja merupakan kegiatan  untuk mengatasi segala yang berhubungan dengan kesehatan kerja yang mereka alami. Tentu saja penyelesaian masalah ini diutamakan dengan menggunakan potensi setempat. Resep ini belum tentu rasional, oleh karena itu adalah kewajiban manajemen tempat kerja untuk menuntun mereka membuat resep yang rasional. Wujudnya berupa rencana kegiatan yang sederhana, dapat dijangkau dengan sumber daya setempat, tetapi memberi sumbangan besar pada upaya mengatasi masalah kesehatan kerja setempat.
d.      Pelaksanaan kegiatan (worker?s community treatment)
Dalam hal ini, masyarakat pekerja menjalankan upaya penanggulangan masalah. Serangkaian kegiatan yang disusun diharapkan dapat secara bertahap mengatasi masalah-masalah kesehatan kerja yang mereka hadapi, sekaligus membuktikan apakah ?resep? mereka sudah tepat. Namun perlu dipantau agar bila ternyata ada kekeliruan, bisa segera diperbaiki.
e.       Memantau / menyesuaikan
Selama program promosi kesehatan di tempat kerja berlangsung, pemantauan perlu dilakukan. Setiap perubahan perilaku yang terjadi perlu diperhitungkan, dan perubahan lingkungan baik yang positif (mendukung) maupun yang negatif (menghambat) perlu diketahui, diantisipasi dan dihadapi secara tepat. Dengan demikian program promosi kesehatan dapat berjalan terus, berkembang dan mencapai sasarannya.
f.       Evaluasi
Pada akhirnya setelah program dijalani sesuai rencana, maka dilakukan evaluasi ; apakah proses pelaksanaan berlangsung sesuai dengan rencana?, apakah ada perubahan perilaku pekerja kearah positif?, apakah perubahan keadaan sehubungan dengan promosi kesehatan yang dilakukan?
g.      Pembinaan dan pengembangan
Kegiatan pembinaan dan pengembangan merupakan siklus lanjut dari lingkaran pemecahan masalah-masalah kesehatan kerja. Pada satu periode akhir kegiatan, tahap selanjutnya adalah ?worker?s community development? yang kemudian berputar kembali ke langkah ?worker?s community diagnosis?, ?worker?s community prescription? dan?worker?s community treatment?, ?Inspection/adaptation??, evaluation? sebab akan timbul problematik baru yang lebih tinggi tingkatnya. Bila ini berjalan, maka akan terjadi proses pembinaan dan pengembangan sesuai dengan tingkat perkembangan masalahnya.
            Pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja adalah suatu bentuk disiplin untuk mengembangkan kegiatan komunikasi kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat pekerja. Tujuannya adalah mendapat kata yang tepat untuk dipakai untuk meyakinkan para tenaga kerja agar berbuat seperti yang dianjurkan, tokoh yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan, saluran komunikasi, dan bagaimana memanfaatkan saluran komunikasi tersebut sebaik-baiknya.
2.      Ada pun langkah – langkah dalam mengembangkan kegiatan pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja yaitu :
a.       Riset formatif
Sebelum kita menganjurkan tenaga kerja untuk mengubah perilakunya, kita haru tahu dulu bagaimana sekarang dan bagaimana sikapnya terhadap perilaku yang kita anjurkan. Kita harus menggalinya dari mereka sendiri. Kita namakan penggalian demikian riset formatif, karena dilakukan untuk menentukan format strategi kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja. Kita akan memilih sampel secara random dengan jumlah yang memadai seta melakukan wawancara dengan mereka secara kelompok atau perorangan.  Kita juga harus menemukan tokoh yang paling dihormati oleh kelompok sasaran misalnya pimpinan perusahaan dsb. Berdasarkan semua itu kita kembangkan strategi kegiatan kita.
b.      Penyusunan Strategi
Strategi akan mencakup :
1.      Kelompok sasaran
2.      Berbagai perilaku yang diharapkan dari tiap kelompok sasaran
3.      Sikap negative terhadap perilaku yang diharapkan secara rinci
4.      Pemecahan yang disarankan untuk mengatasi hal tersebut
5.      Kata-kata yang dipakai guna meyakinkan kelompok sasaran untuk melakukan apa yang diharapkan
6.      Berbagai saluran komunikasi yang ada untuk analisis selanjutnya.
c.       Menguji coba strategi
Setelah strategi disusun kita kembali mengunjungi kelompok sasaran. Jika terdapat kegagalan dalam meyakinkan tenaga kerja dalam berperilaku sehat, maka hal apa yang kita harapkan dilakukan dan bagaimana melakukannya, sekarang sudah dapat disempurnakan.
d.      Menulis arahan kreatif dan Media
Arahan ini menyimpulkan maksud dan tujuan kegiatan, gambaran rinci data kesehatan, serta daftar kelompok sasaran primer, sekunder dan tersier dan gambaran keadaan mereka
e.       Menentukan konsultan kreatif dan konsultan media
Sangat disarankan untuk menggunakan ahli kreatif dan media,  baik orang yang berpengalaman dibidangnya mau pun dari lembaga konsultan atau biro iklan.
f.       Menyusun peran dan bahan serta rencana media
Dalam hal ini, menyajikan rancangan lengkap termasuk tatap muka, bentuk semua bahan cetak, naskah untuk spot radio, dan naskah melalui media TV/Film.
g.      Menguji bahan dan pesan
Semua bahan di uji coba untuk memastikan bahwa pesannya jelas, bisa dimengerti, dipercaya, sejalan dengan budaya, secara emosional merangsang dan bebas dari hal-hal negative.
h.      Memperbaiki bahan
Kelompok kreatif diberi penjelasan tentang hasil uji coba. Semua bahan bisa diperbanyak atau membuat yang baru namun tetap diadakan uji coba internal kembali terhadap masing-masing kelompok sasaran.
i.        Penyempurnaan dan memproduksi bahan
Program pada akhirnya sudah disempurnakan dan semua bahan sudah diperbanyak dalam bentuk akhir.
j.        Pengumpulan data dasar dan manjemen
Masa proyek sudah ditentukan dan evaluasi dijadwalkan.
k.      Melaksanakan kegiatan
l.        Memantau dan memperbaiki

Dalam literatur lain disebutkan bahwa Pengembangan Pemasaran Promosi Kesehatan Di tempat Kerja dapat melalui 8 langkah  yaitu :
1.      Menggalang dukungan manajemen.
Untuk mengembangkan Promosi kesehatan Di Tempat Kerja, dukungan dan komitmen dari para pengambil keputusan dari semua pihak sangat penting sekali. Ini termasuk bukan saja sebagai sponsor, tetapi komitmen untuk pelaksanaan Promosi kesehatan tersebut. Para manager hendaknya membuat program dan informasi umum tentang pelaksanaan promosi kesehatan yang diedarkan keseluruh staf untuk di diskusikan. Koordinator program hendaknya memilih fasilitas yang ada untuk pelaksanaan.
2.      Melaksanakan koordinasi.
Untuk lancarnya proses jalannya pelaksanaan, para pengambil keputusan membentuk kelompok kerja (team) yang baik, contohnya panitia dari bagian kesehatan, bagian keselamatan, lingkungan dan ketenagaan. Kelompok kerja tersebut hendaknya mengikuti semua komponen yang terkait di semua tingkatan di tempat kerja maupun di sektor terkait. Anggota dari kelompok kerja disesuaikan dengan lingkungan yang ada, baik besarnya dan struktur dari tempat kerja tersebut. 
3.      Penjajakan kebutuhan.
Team hendaknya melakukan need assessmen. Hal ini untuk mengumpulkan segala informasi yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuan dari need assessmen ini adalah mengidentifikasi masalah yang mempengaruhi kesehatan dan menjadikan nya program. Need assessmen merupakan dasar untuk disain program dan hal ini harus fokus pada permasalahan atau perhatian dari perusahaan dan pekerja. Hasil secara rinci dari need assessmen ini hendaknya dikoordinasikan dengan team dan manajemen perusahaan.
4.      Memprioritaskan Kebutuhan
Team memproiritaskan masalah berdasarkan keinginan dan kebutuhan masalah –masalah yang mempengaruhi kesehatan.
5.      Menyusun perencanaan .
Berdasarkan prioritas masalah dan kebutuhan , team mengembangkan perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang dan jangka pendek lengkap dengan goal dan tujuan, strateginya, aktifitasnya, biaya dan jadwal pelaksanaan. Biaya perencanaan hendaknya diajukan setiap tahun anggaran.
6.      Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya hendaknya kegiatan di awasi dan diberikan dukungan peralatan yang dibutuhkan, serta partisipasi aktif dari para team dan pengambil keputusan sangat membantu lancarnya pelaksanaan. Pelaksanaan dilaksanakan sesuaikan dengan rencana yang dibuat, walaupun ada kemungkinan perubahan di tengah proses pelaksanaan apa bila diperlukan.
7.      Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring dan Evaluasi merupakan hal yang sangat penting untuk melihat seberapa baiknya program tersebut terlaksana, untuk mengidentifikasi kesuksesan dan masalah-masalah yang ditemui dan umpan balik (feedback) untuk perbaikan.
8.      Revisi dan perbaikan program.
Mendapatkan hasil dari evaluasi tentunya ada kekurangan dan masukan yang perlu untuk pertimbangan dalam melakukan perbaikan program, sekaligus merevisi hal yang sudah ada

F.     Faktor- Faktor Penentu dalam Pemasara Promosi Kesehatan di Tempat  Kerja
Ada beberapa factor yang menetukan keberhasilan pemasaran promosi kesehatan di tempat kerja, yaitu :
1.      Manajemen
Manajemen perusahaan atau tempat kerja yang baik sangat diperlukan dalam pemasaran.  Manajer harus memahami betul bentuk program promkes di tempat kerja yang akan dilaksanakan.  Dia harus benar-benar mengerti sikap kelompok sasaran terhadap program promkes yang akan dilaksanakan. Dia harus memiliki kemampuan serta keterampilan mengkoordinasikan, menulis arahan yang jelas, serta mengawasi jalannya program.
2.      Konsumen
Orientasi harus sepenuhnya pada konsumen dalam hal ini masyarakat pekerja serta keluarga yang menjadi tunjangnnya. Semua langkah-langkah program harus disesuaikan dengan konsumen.
3.      Kelompok sasaran
Semua program menunjukkan bahwa semua pesan-pesan ditujukan langsung kepada sasaran program promkes.
4.      Identitas
Jasa atau pelayanan yang dipromosikan harus memiliki identitas yang jelas dan tegas.  Misalnya “ ear muff dapat mencegah anda dari gangguan pendengaran “.
5.      Manfaat
Produk atau pelayanan perlu dpromosikan sebagai sesuatu yang memberika manfaat atau kegunaan yang jelas dan nyata.
6.      Ketersediaan
7.      Saluran komunikasi
8.      Pemantauan dan perbaikan
9.      Evaluasi
Adapun program promosi kesehatan mencakup :
1)      Kebugaran fisik (physical fitness) : fokusnya latihan aerobik, ketahanan dan kekuatan otot serta kelenturan tulang sendi. Strategi program yang dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok dan diatur sesuai jenis kelamin dan berbagai kelompok umur.
2)      Kontrol berat badan dan gizi (nutrition and weight control) : memberikan petunjuk yang benar mengenai berat badan dan gizi secara personal dan memberikan pengetahuan dan informasi terbaru mengenai kontrol berat badan dan gizi sehat.
3)      Manajemen stress (stress management) : pemberian dukungan dan motivasi pada para pekerja dalam hal mengatasi stress dalam kehidupan kerjanya sehari-hari dan kadang-kadang termasuk dukungan pada kejadian-kejadian tertentu yang menimbulkan stress. Program yang diberikan sifatnya membantu pekerja dengan memberikan petunjuk dan nasehat serta psikoterapi.
4)      Penghentian merokok (smoking cessation) : menerapkan berbagai teknik untuk membantu pekerja berhenti merokok. Penyusunan program didasarkan atas informasi yang didapat dari pekerja yang berhenti merokok. Yang paling banyak dilakukan di tempat kerja adalah dengan menerapkan metode yang tidak disukai (aversion) misalnya; kebijakan larangan merokok di tempat kerja.
5)      Penyalahgunaan obat dan alkohol (alcohol and drug abuse) : sifatnya pencegahan dengan memberikan program bantuan pada para pekerja, berupa informasi untuk meningkatkan kesadaran sendiri melalui berbagai pendekatan seperti; demonstrasi, film dan bahan-bahan cetakan tertulis.
6)      Pendidikan kesehatan (health education) : para pekerja mempelajari masalah yang berkaitan dengan medis secara umum dan bagaimana memelihara kesehatan diri mereka beserta keluarganya. Informasi yang diberikan meliputi; bagaimana masalah tersebut dideteksi, patofisiologi dasar dan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami dapat dicegah dan dikontrol.
7)      Pelatihan P3K dan CPR (CPR and first aid training) : prinsipnya memberikan program pelatihan keselamatan pekerja. Beberapa para ahli kesehatan kerja mempercayai bahwa setiap pekerja harus tahu mengenai CPR dan paling sedikit mengetahui dasar-dasar pertolongan pertama, agar para pekerja paling sedikit bisa berjaga-jaga bila terjadi musibah/kecelakaan. Sebenarnya tempat kerja merupakan tempat yang baik untuk merealisasikan tujuan pelatihan ini.Sedangkan mengenai CPR, sebagian besar tempat kerja yang mempunyai pekerja yang setiap saat mendapat serangan jantung pada saat bekerja, biasanya pekerja lain termotivasi tinggi untuk mempelajari CPR setelah terjadinya beberapa insiden seperti kasus tadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.batikyogya.wordpress.com ( diakses tgl 24 februari 2011)
http://www.depkes.go.id ( diakses tgl 24 februari 2011)

http://www.promosikesehatan.com ( diakses tgl 24 februari 2011)

Notoatmodjo, Soekidjo , S.K.M, M.kom. H, Prof. Promosi Kesehatan Teori  dan Aplikasi. 2005. Jakarta. PT RINEKA CIPTA

Tawi, Mirzal, 2008, Pemberdayaan Masyarakat dalam Promosi Kesehatan