Halaman

selamat datang teman-teman

makasih atas kunjungannya .....

Senin, 08 November 2010

protozoa


BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Manusia membutuhkan air dalam semua aspek kehidupan, untuk memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air berperan pada semua proses dalam tubuh manusia, misalnya pencernaan, metabolisme, transportasi, mengatur keseimbangan suhu tubuh (Guyton, 1987). Kekurangan air akan menyebabkan gangguan fisiologis, bahkan mengakibatkan kematian apabila kekurangan tersebut mencapai 15% dari berat tubuh. Namun apabila air itu tidak jernih misalnya tercemar bahan organik, air akan merupakan media yang baik bagi kuman penyakit. Pada air tercemar bahan anorganik (khemis) akan menyebabkan gangguan fisiologis secara menahun bahkan ada yang bersifat toksis.
Pada dasarnya tiap penerapan pengoperasian suatu penemuan baru, tiap inovasi tidak selalu disambut dengan baik oleh semua lapisan masyarakat. Ada dua kejadian yang dianggap mengganggu stabilitas lingkungan yaitu perusakan dan pencemaran (Dwidjoseputro, 1991).
Perusakan lingkungan adalah perbuatan manusia yang sadar atau tidak sadar , langsung atau tidak langsung mengakibatkan rusaknya suatu lingkungan. Pencemaran lingkungan yaitu masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam suatu lingkungan dan atau berubahnya tata lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam yang mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan, sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya (dwidjoseputro,1991).
Limbah air yang bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam proses produksinya. Di samping itu ada pula bahan baku yang mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air tersebut harus dibuang. Misalnya limbah produksi tahu, limbah tekstil dll. Indikator biologis yang digunakan adalah jenis bentos yaitu salah satunya protozoa. Pencemaran protozoa tidak hanya ditemukan pada limbah produksi tapi juga pada beberapa tambak ikan dan udang milik masyarakat.
Air limbah yang dibuang begitu saja ke lingkungan menyebabkan pencemaran, antara lain menyebabkan polusi sumber-sumber air seperti sungai, danau, sumber mata air, dan sumur. Limbah cair mendapat perhatian yang lebih serius dibandingkan bentuk limbah yang lain karena limbah cair dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dalam bentuk pencemaran fisik, pencemaran kimia, pencemaran biologis dan pencemaran radioaktif.
Indikator fisik bahwa air telah tercemar adalah adanya perubahan air yang dapat diamati, yaitu adanya perubahan suhu air, adanya perubahan pH, adanya perubahan warna, bau, rasa serta timbulnya endapan (Suriawiria, 1996).
Indikator pencemaran air meliputi secara fisik dan kimia (PH, suhu, DOD, COD, dll) serta secara biologis seperti kehidupan plankton. Organisme plankton yang hidup di perairan terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Zooplankton memiliki karakteristik seperti heqan (termasuk di dalamnya adalah organisme yang tergolong protozoa. Zooplankton memperoleh energi dan makanan dari fitoplankton.

B.       Rumusan Masalah
1.      Mengapa protozoa banyak ditemukan pada limbah cair, tambak maupun tubuh organisme ?
2.      Bagaimana karakteristik lingkungan air yang banyak ditemukan protozoa hidup di dalamnya ?
3.      Bagaimana konsekuensi keberadaan protozoa di lingkungan air terhadap kondisi polusi di lingkungan tersebut ?

C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui habitat protozoa kaitannya dengan keberadaan protozoa pada berbagai limbah cair, tambak maupun tubuh organisme.
2.      Untuk mengetahui pengukuran lingkungan air/indikator pencemaran air secara fisik, biologi dan kimia berkaitan dengan keberadaan protozoa di lingkungan air.
3.      Untuk lebih mengetahui dampak pencemaran lingkungan air oleh protozoa, khususnya dari aspek kesehatan masyarakat.







BAB II
PEMBAHASAN
A.      Protozoa
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia.
Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.

B.       Indikator Pencemaran Air
Beberapa hasil penelitian yang menemukan kehidupan jenis-jenis protozoa di limbah hasil produksi, tambak ikan/udang dan lingkungan air tercemar lainnya, yakni sebagai berikut :
Tabel : Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan
No.
Nilai pH
Pengaruh Umum
1.


2.





3.







4.
4.       
6,0 – 6,5


5,5 – 6,0





5,0 – 5,5







4,5 – 5,0
1.      Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun
2.      Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas tidak mengalami perubahan
1.      Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak
2.      Kelimpahan total, biomassa, dan produktivitas masih belum mengalami
3.      perubahan yang berarti Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral

1.     Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton dan bentos semakin besar
2.     Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3.     Algae hijau berfilamen semakin banyak
4.     Proses nitrifikasi terhambat


1.     Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifilton dan bentos semakin besar
2.     Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos
3.     Algae hijau berfilamen semakin banyak
4.     Proses nitrifikasi terhambat

Sumber : modifikasi Baker et al., 1990 dalam Efendi, 2003

Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan buangan yang bersifat antiseptic atau bersifatracun, seperti fenol, kreolin, detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya, jumlah mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar,
Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemarbiasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar